Memahami Warisan Islam Tanpa Prasangka

Oleh : Fajar Kurnianto
Majalah GATRA, 18 – 24 Oktober 2012

Judul : Jejak Sejarah Islam
Penulis : David Nicolle
Penerbit : Alita Aksara Media, Depok
Cetakan : I, September 2012
Tebal : 192 halaman
ISBN : 978-602-92890-6-0
Harga : Rp150.000,-

“Lewat pemaparan tentang sejarah dan warisan Islam di dunia, Nicolle berusaha menyajikan kepada dunia Barat sebuah pemahaman tanpa prasangka dan kecurigaan”

Islam akhir-akhir ini menghadapi tantangan hebat. Tidak hanya dari internal, tapi juga eksternal. Kekerasan yang dilakukan sebagian pemeluknya terhadap sesama hanya karena berbeda paham dan keyakinan masih belum kunjung usai. Demikian pula ulah kelompok ekstrem yang anti-Barat dan menggemakan perang terhadap Barat.

Dari eksternal, Islam kerap berhadapan dengan persepsi hingga visualisasi negatif dan buruk yang digaungkan orientalis dan sebagian kecil masyarakat Barat. Islam digambarkan sebagai agama teroris hanya karena sebagian pemeluknya melakukan kekerasan. Malah ada yang memvisualisasikan Islam serta tokoh sentralnya, Nabi Muhammad SAW, dengan gambaran sangat buruk dan ahistoris.

Buku ini ditulis oleh intelektual Barat yang berupaya menjelaskan Islam secara objektif, dengan memaparkan rentang sejarah Islam yang panjang dari awal hingga abad ke-21. David Nicolle adalah sejarawan asal Inggris, spesialis sejarah militer Abad Pertengahan, khususnya di Timur Tengah. Dia pernah bekerja di BBC Arabic Service serta mengajar seni dan arsitektur dunia Islam di Universitas Yarmuk, Yordania. Dia juga pernah menjadi editor di Medieval History Magazine, majalah yang khusus mengulas sejarah Abad Pertengahan.

Buku ini ditulis sebagai ungkapan kegelisahannya terhadap sebagian masyarakat Barat yang ia anggap tahu Islam, tetapi keliru menilainya. Mereka melihat Islam berdasarkan mitos dan prasangka buruk yang menyebar luas. Pandangan mereka seolah memperoleh pembenaran dengan aktivitas kelompok ekstrem yang melakukan aksi-aksi brutal mengatasnamakan Islam. Padahal, aksi-aksi itu bertentangan dengan prinsip-prinsip fundamental dalam Islam yang mengajarkan toleransi, perdamaian, keadilan, kasih sayang, kesucian kehidupan, serta martabat manusia.

Buku ini penuh dengan gambar dan foto ekslusif. Sejarah Islam sejak kemunculannya di Mekkah pun dipaparkan dengan gaya feature. Secara perlahan-lahan tetapi pasti, Islam yang dibawa Nabi Muhammad ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Kepribadian beliau yang jujur dan amanah membuatnya begitu disukai masyarakat, bahkan jauh hari sebelum beliau menjadi nabi di usia 40 tahun.

Pemaparan Nicolle Ini jelas berbeda jauh dibandingkan dengan gambaran buruk yang dibuat Sam Bacile dalam filmnya baru-baru ini, Innocence of Muslims. Nabi, kata Nicolle, justru sangat merasa terganggu dengan keegoisan dan pelanggaran susila yang beliau temui di Mekkah.

Bahasan tentang sosok Nabi Muhammad di buku ini tidak banyak. Nicolle lebih melihat Islam dalam dimensi yang lebih luas. Islam yang menyejarah dan menciptakan peradaban dengan berbagai capaian besar di berbagai bidang: agama, tata pemerintahan, budaya, seni, politik, ilmu pengetahuan, dan seterusnya. Itu terjadi pada masa Dinasti Umayyah yang berpusat di Syam (Syria), kemudian Abbasiyah di Baghdad (Irak), Mongol Islam (India), lalu Islam di Andalusia (Spanyol), Mesir (Dinasti Fatimiyah), dan di Turki (Utsmani), hingga redupnya Islam abad ke-21.

Nicolle tidak hanya menghadirkan sejarah Islam dalam aspek dinamika para pemeluknya, yang menyebar keluar dari Jazirah Arab. Ia membeberkan juga aspek warisan yang ditinggalkan peradaban Islam yang hingga kini masih terlihat. Kota-kota di Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika Timur, dan Spanyol bagian selatan, juga di bagian timur di India dan Cina, hingga Indonesia. Semua menjadi saksi bisu persinggungan Islam dengan dunia luar Arab, melahirkan corak Islam yang beragam, lalu memberikan pengaruh pada budaya setempat. Ini terlihat jelas pada berbagai seni dan arsitektur bangunannya.

Pada umumnya, arsitektur peninggalan Islam adalah masjid dengan ukiran-ukiran kaligrafi yang sangat indah. Di Cordoba, Spanyol, yang dulu pernah menjadi basis Dinasti Umayyah, tercatat pernah ada 470 masjid. Yang paling penting adalah Masjid Agung di tepi sungai Guadalquivir. Selain itu, Nicolle mencatat ada 200.000 rumah untuk para tukang dan pedagang, 60.000 rumah untuk para pejabat dan pegawai pemerintahan lainnya, dan lebih dari 80.000 macam toko.

Pendek kata, di mana pun Islam hadir, selalu membawa kemajuan. Apalagi di tempat-tempat yang menjadi pusat kekuasaan Islam, Islam menjadi bagian dari mata rantai peradaban dunia dengan capaian-capaian yang mengagumkan di banyak bidang. Melalui buku ini, Nicolle ingin menyampaikan kepada masyarakat Barat gambaran Islam yang objektif sehingga mereka memahami Islam tanpa prasangka dan kecurigaan.

Tinggalkan komentar